Dasar bisnis dan berbisnis untuk para pemula

es permen karet
10 min readOct 31, 2020

--

Tanggal tua di bulan oktober nambahin ga serunya 2020 sih menurut gua, ada proyek yang ga tembus tender…Ya, jangan kan mau pitching atau presentasi, waktu submit dan pra-demo produk aja dah ga masuk, karena klien ini mencari harga terendah bukan produk terefisien jadi orang purchasing dan staf IT nya pun tidak bisa mengikutkan gua pada tender itu. Mantap, 13 juta melayang. Tapi yaudah, emang kaya gitu bisnis yang target project-nya B2B atau Business-to-Business. Face it, move on, learn more.

Gua pengen curhat aja deh, lu pada tau ga ada 4 jenis pemasukan awal seorang pebisnis tunggal disaat dia memulai usaha/organisasi itu sendiri atau tanpa rekan?

Pemasukan ini, dimasukin yang kaya gini disebut Initial Income. Ya, pemasukan pertama kali yang didapatkan oleh pebisnis tunggal ini bisa menjadi fondasi model bisnis/organisasi seorang pemula dalam berbisnis untuk masa selanjutnya

Initial Income itu ada 4 sebenernya seperti yang pernah ditulis sama Robert Kiyosaki di bukunya “Rich Dad Poor Dad”

Sedikit bedanya, lebih kearah modal awal kita yang mau dapet Initial Income. Ada yang ga modal uang, tapi modal skill jualan yang persuasif, sampe modal uang yang sangat banyak sampai dia bayar orang lain untuk melakukan skill tersebut.

Sampai sini kira-kira dah mulai kebaca belom arah Initial Income ini gimana kalo diliat dari 4 kata ini? Jangan iya iya aja, baca lagi nih

Hal mendasar orang berbisnis banyaknya karena beberapa hal, namun menurut survey dari HubSpot alasan orang melakukan bisnis karena mereka menginginkan kesuksesan dengan kepemilikan sendiri serta waktu bekerja yang fleksibel

Survey tersebut mungkin bisa mendasari beberapa orang untuk berbisnis, entah dimulai saat dia di bangku sekolah atau tambahan pemasukan saat menjadi karyawan

Apasih arti dari 4 Initial Income ini? Seberapa sulit sebenernya buat yang baru mau bisnis untuk di praktekin? Nih gua jelasin secara deskriptif dan implementatif, ngerti kan artinya?

Seller

Secara deskriptif dalam bisnis seller adalah orang yang menjual atau menyetujui penjualan sebuah produk atau jasa. Ada beberapa jenis seller dalam hal ini diliat dari proses produk/jasa tersebut dibuat sampai ke konsumer, ada yang bermodalkan uang, bermodal skill komunikasi sampai dengan modal link/jaringan rekan yang mereka punya. Mungkin banyak teman-teman kita sudah praktikan adalah Reseller. Seller jenis ini banyak kita temukan saat era online shop memasuki Indonesia yang mayoritas kota-kota besar. Reseller ini rantai prosesnya dari Seller membeli barang dari produsen dengan kuantitas/perjanjian tertentu untuk mendapatkan harga yang profitable saat dijual kembali.

Tentu Seller jenis ini butuh modal uang, besar atau tidaknya tergantung produk dan perjanjian antara produsen dan seller. Kelebihan menjadi Reseller antaranya adalah biaya yang tidak terlalu besar karena tidak memproduksi barang yang akan di jual, terus juga mendapatkan konsumer yang memungkinkan mereka menjadi loyalitas adalah bahan materi untuk mengembangkan bisnis model ini karena pengalaman saat menghadapi produsen sampai konsumer, serta yang paling menyenangkan ialah pemasukan yang cepat. Tapi ya pasti ada kekurangannya…semua model bisnis harus ada kekurangannya.

Kurangnya yang pernah gua rasain banyak reseller dapet persaingan yang sangat kompetitif karena produk/jasa dari produsen terdistribusi luas, lalu kualitas produk kadang menjadi acuan pembeli terhadap kita yang hanya “menjual” tanpa bisa memberikan quality control secara langsung, jadi pembeli memberikan feedback produk kepada penjual, bahayanya jika itu Negative Feedback. Dan yang terasa nyeseknya jelas ialah profit yang kecil, ya karena kalian cuman jual tanpa memikirkan biaya produksi, inovasi dan distribusi.

Kedua ada Dropshipper, sempat jadi kontroversi saat sistem jualan ini masuk di Indonesia, karena komunikasi yg daring sering menjadi bahan penipuan untuk beberapa oknum. Dropshipper itu metode penjualan dimana produsen mengatur produksi sampai distribusi langsung ke konsumer, dan Seller hanya mengatur dan membuat penjualan. Seller jenis ini tidak memerlukan modal uang sama sekali, karena biasanya supplier atau produsen sudah membuat kampanye saat program Dropshipper ini akan dibuka dan mencari afiliasi atau biasa disebut Sales Freelance. Kelebihan metode ini jelas yang pertama tidak butuh modal uang, lu yang hobi rebahan cuman perlu handphone atau gadget lain untuk mendapatkan konsumer, ditambah enaknya jadi seller jenis ini di waktu yang sangat fleksibel, karena seller tidak terikat apapun dari supplier dan tidak mengeluarkan biaya untuk produksi sampai distribusi jadi seller yang begini nih bisa atur waktu dengan bebas untuk berjualan, serta mendapatkan ilmu secara sistematis (melalui supplier) dan pengalaman untuk mendapatkan penjualan

Kekurangannya hanya pada pendapatan yang sangat kecil, biasanya Dropshipper hanya mendapatkan margin 1–3% dari penjualan malah ada beberapa produsen yang hanya menggunakan sistem point, dimana para seller mengumpulkan itu untuk mendapatkan produk dari supplier tersebut sebagai bonus.

Terakhir ada Retailer, atau di bahasa indonesia disebut pengecer. Seller jenis ini, dulu adalah warung kelontong, agen sembako dan teman-temannya, namun pada era online, pengecer mempunyai toko di e-commerce dengan menjual barang yang sama seperti di warung pada umumnya. Retailer ini biasanya ada tambahan modal lain. Ya, modal link/jaringan, jadi dia menjual beberapa barang yang seringnya kebutuhan primer atau produk lain dari jaringan-nya yg bisa dibayar tempo, dan memungkinkan fasilitas lain.

Kelebihan Retailer ini sudah pasti profit yang besar, karena menggabungkan kedua metode sebelumnya, lalu cakupan konsumer yang luas karena berbagai macam produk di jual oleh pengecer. Kekurangan Retailer jelas adalah modal uang yang besar serta keharusan untuk mengekspansi jaringan, dan biasanya Retailer juga lebih menguras waktu karena ikut dalam hal distribusi dari supplier ke konsumer.

Dah capek bacanya? Ya emang lebih enak lagi tiduran gini sambil lanjut nonton Queen of Gambit sih, yaudah gua lanjutin dulu aja…sambil kalian pikiran dikit-dikit coba dah mau jadi reseller, dropshipper atau retailer? Ditambah modal seller sebenarnya hanya handphone doang sekarang sih, tinggal lu pada aja mau bantuin nyokap isi token apa engga? sambil lu pada pikirin gua lanjut Initial Income kedua.

Trader

penjelasan tentang Initial Income ini memang agak rancu karena biasanya teman-teman mendengar trader yang menjadi pialang saham atau exchange option lainnya. Untuk penjelasan Initial Income ini sebenarnya agak jauh dari dunia saham, jadi gua ga akan ngasih tau mas-mas yang bisa ngasih lu sejuta sehari atau jelasin tentang kerjaan mas alan surya enam belas.

Trader yang gua maksud disini adalah pebisnis tunggal yang melakukan hal jual-beli produk/jasa dengan menggunakan value atau nilai dari produk, bukan harga produk. Kira-kira masuk ga lu pada nih sampai sini?

Gini-gini se-simpel kaya temen lu lagi mau beli handphone Samsung Galaxy A50, terus lu punya handphone Samsung Galaxy S8, terus di e-commerce ada yg jual Samsung Galaxy A50 dengan harga misal 3,6jt dan ada opsi barter. Terus lu ajuin penawaran ke yang jual untuk barter sama Samsung Galaxy S8 lu yang tadi dengan kondisi yg tertera, kalo emang setelah itu penjual Galaxy A50 setuju untuk melakukan barter, dan bisa lanjut melakukan transaksi, lu hubungin temen lu yang tadi dulu, yang lagi cari Galaxy A50 sebelumnya. Terus kalo dia menanyakan harga, tawarin di harga 3,9jt terus kalo dia nego untuk harga 3,7jt dan lu balik mengajukan di harga 3,8jt biar dapet titik tengah atau bahasa warkopnya “Biar sama-sama enak”.

Kalo dia setuju dan kalian melakukan transaksi, secara matematika lu dapet margin 200rb seharusnya? Nah disini, bisa gua bilang matematika dasar ga berlaku, kembali yang gua bahas diawal, trader melihat dari value barang yang di transaksi, bukan dari harga barangnya. Kalo lu menemukan peluang dari orang yang sedang mencari barang, dengan orang yang mempunyai barang. Nah, ini namanya Supply on Demand Equation. — Keren ga? biar dah puyeng pala lu sambil rebahan denger ginian — Disini margin lu yang paling nyata bisa di buktikan kalo lu ngebeli barang yang menjadi modal awal, dalam kasus ini adalah Samsung Galaxy S8. Waktu lu cari lagi di e-commerce dan menemukan kondisi yang sama dengan harga 3,2jt berarti margin lu kan 600rb. Asik ye?

Kok gampang banget kayanya jadi trader? Cuan-nya enak dong bisa terus-terusan gede? Kalo secara logika iya…tapi secara bisnis? Value itu bukan ilmu exact, jadi harga akhir gabisa di jadikan patokan. Bisa aja hari ini ada barang yang harganya 4jt terus besoknya 5jt, waktu lusa 3,5jt. Kalo lu salah analisa atau dislokasi saat mengambil peluang dan nerapinnya bisa jadi rugi, karena dalam barter, dari produk/jasa apapun harga tidak bisa di jadikan patokan karena perubahannya yg sangat fluktuatif.

Loh terus gimana biar jadi Trader yang profit secara stagnan? Gua mau kasih saran kalian sewa paranormal, tapi kayanya lu pada buat beli kuota juga suka deg-degan minta ke orang tua, jadi gua saranin beberapa teori yg bisa di pake, salah satunya di buku Trade Marketing Strategy [Dan Macdonald, 2018].

Menurut Dan, seorang trader di era digital harus sigap mengambil peluang dan fleksibel dalam setiap negosiasi

Lengkap dan detailnya lu bisa cari di internet, atau nanti gua bahas lagi kalo lagi pengen, tapi kalo bisa lu cari aja, mau kaya jangan mager…mikir, lu mau naik pesawat aja malemnya gabisa tidur kaya mau study-tour, pake mager segala.

Jadi, peluang apa yang dimaksud? Dsini kalian gua saranin selalu aktif di forum jual-beli, atau e-commerce untuk selalu memperhatikan produk-produk yang sedang dicari pasar, lalu jalinlah relasi dengan banyak orang dimulai dari menanyakan barang yang dijual, ikut berkomentar pada posting-an penjual, dan selalu beretika dalam komunikasi. Lalu, menurut Dan sebagai Trader kita harus sering mengunjungi pameran. Mungkin bisa dari Pameran Buku, Pameran Automotif sampai Pameran Gadget. Karena disitu berkumpul calon supplier dan buyer kalian, karena dengan ke pameran itu sebagai Trader kamu memperkecil lagi target pasar yg lebih presisi. Dan juga menjelaskan untuk fleksibel dalam bernegosiasi, cari titik lengah dari supplier dari kita menawarkan untuk mengambil produk mereka lagi atau mengajukan barter dengan produk lain yg sedang mereka butuhkan, juga sebaliknya kalo kita butuh sesuatu untuk menjual barang jangan sampai terbawa arus oleh buyer, selalu sigap. Be Flexible! kalo kata om Dan.

Terus kelebihan jadi Trader tuh apa aja ya? Sejauh ini kalian sudah menangkap pros and cons seorang Trader? Kalo puyeng coba ambil air dulu di dispenser, kalo galon abis yaudah sabar, coba pertimbangin kalo lagi ada duit jangan beli kuota buat Youtube deh…Menurut gua sih kelebihan atau pros paling berharga dari seorang Trader adalah relasi yang luas, karena kita akan terus menemukan org baru saat melakukan transaksi dengan supplier atau buyer, serta margin yang bisa dibilang sangat cuan…karena jika Supply on Demand Equation kalian menyentuh rate tertinggi, keuntungan bisa menyentuh 80–100%. Tapi gaenaknya jadi trader, waktu akan banyak terkuras karena mencari informasi barang sana-sini, temen gua tadinya Pekerja Kantoran dengan sampingan Trader Handphone atua Gadget, jadi resign karena dah gabisa bagi waktu dikantornya dengan habisnya waktu menjadi trader. Tapi kalo lu pengangguran profesional, gua yakin kalian aman.

Entrepreneur

sinonim dari businessman atau wirausaha ini menjadi sebuah tren pada era digital ini, dimulai banyaknya webinar tentang ini sampai menjadi bio profile teman-teman yang berjualan. Tapi apasih sebenernya arti deskriptif dari Entrepreneur? Jadi mereka adalah orang yang mempunyai ide unik lalu membuat serta mengelola organisasi/bisnis itu dengan karakteristik. Paham ga sampe sini? Nih gua kasih foto komparasi Entrepreneur dengan Wirausaha/Businessman secara garis besar.

instagram.com/ideas365

Dari foto diatas dah keliatan seorang Entrepreneur memerlukan modal uang serta skill yg mumpuni agar bisa memasuki dunia industri. Karena inovasi yang berkembang hampir setiap hari, membuat kita-kita harus ikut berfikir untuk melangkah dan eksekusi. Ide aja ga cukup untuk membuat kita bertahan pada lini tertentu, contohnya apa iya inovasi kita dibutuhkan pasar? Karena kenyataanya pasar sesadis itu, kemudahan yang coba kita rancang dan berikan bisa jadi tidak diterima karena pasar masih terbiasa dengan siklus yang sudah ada.

Implementasi seorang entrepreneur kurang lebih seperti kaya gini, kita punya tanaman cabe, kangkung, toge, dan kacang panjang, kalo lu Seller, tanaman tersebut akan ditimbang beratnya lalu di jual dipasar.

Kalo lu seorang Trader, bakal memilih opsi untuk menjadikan barter tanaman tersebut menjadi bahan/produk lain dengan nilai yang lebih tinggi.

Kalo entrepreneur bakal berkreasi dengan nambahin tempe, tahu, saus kacang dan bahan lainnya untuk membuat tanaman tersebut menjadi Gado-Gado. Dari sisi margin, jelas entrepreneur mendapat paling besar diantara yang lain, sedimodal hasil besar. Tapi balik lagi, tanpa riset produk atau riset pasar yang kurang presisi, inovasi yang kita tawarin cuman jadi pengisi industri semata. Jadi, dari sini paham ya kelebihan dan kekurangan-nya apa saja buat jadi Entrepreneur, jangan lu jualan sepatu satu pasang terus lu langsung update bio profil

Sneakerpreneur

Business Owner

Money Hunter

Local Brand Pride

sekedar saran sih jangan, diem-diem aja bisnisnya, naikin lagi profitnya, tambahin lagi jaringannya, sampe orang ga peduli apa bio lu, dan yang mereka mau gimana caranya dapet duit kaya lu. Saran sih ini, sedikit maksa, tapi tetep saran aja sih.

Venture

Sejauh ini, mungkin jenis Initial Income terakhir jarang di denger sama kaum rebahan mungkin karena memang dasarnya korporasi besar atau seorang jutawan/miliarder yang mempraktikan ini, tapi ga menutup kemungkinan lu bisa punya juga pemasukan awal dari sini. Karena secara deskriptif Venture itu artinya suatu usaha yang melibatkan ketidakpastian hasil, terutama yang berisiko atau berbahaya. Gila ga tuh deskripsinya? mungkin di dunia startup sering dikenal Venture Capital atau pemodal yang menggunakan dana dari investor, asuransi atau dana pensiun. Lalu arti Venture disini secara implementatif apa ya? Jadi gini, venture untuk disini kalian punya modal uang tapi gatau mau bisnis apa, gatau ada inovasi apa, dan gatau sistem bisnis yang seperti apa tapi mau dapet pemasukan tambahan lagi. Contohnya kaya gini, adik/saudara kalian yang berbakat dalam gambar dibelikan PC Tablet Desain untuk memudahkan dia berkreasi, terus lu punya teman yang mempunyai usaha konveksi/jahitan dan lu order untuk membuat baju sekian lusin, lalu di print desain dari saudara/adik lu di baju yang sudah dipesan, abis itu cari teman yang lain lagi atau toko online untuk menjual baju berdesain tadi.

Dan setelah proses menawarkan teman/toko online tersebut akan ada 3 variabel sebagai Venture yang di dapatkan yaitu Deteksi, Rekomendasi dan Testimoni. Disini akan terlihat seberapa besar margin yang lu bakal dapat, atau hanya cuman modal aja? Karena Venture menggunakan waktu yang tidak sedikit karena produksi, inovasi serta distribusi dikerjakan orang lain semua maka segala prosesnya tidak mengganggu aktifitas yang lu punya. Tapi, apa iya semua faktor awal yang dipunya (modal, produsen, seller) bisa untuk menuhin hal-hal dasar tadi? Disini ada opsi lu bisa analisa sendiri, atau lu bisa sewa orang lain lagi untuk analisa, karena balik lagi kalo emang lu gada waktu tapi punya modalnya, ya bisa aja.

Nah, gua coba dah jelasin nih setau gua sepengelaman gua, dan karena itu gua sangat menyarankan kalian mencoba, karena pepatah kemang timur berkata

Bisnis yang bagus itu, ya bisnis yang dibuka — Bukan cuman ditanya.

dan setelah gua pernah melewati itu semua ada hal yang ga akan lu bisa beli atau dapetin dari kampus, sekolah atau buku. Ya, PENGALAMAN.

So, what about it? Jangan sedih, emang jadi beban keluarga gaenak…pilihannya cuman dua, boleh milih boleh engga. Kalo ada saran atau kekesalan dari tulisan gabut gua dari Kafe di sekitaran Ambarukmo yang lagi ujan ini, bisa kita diskusikan. Ini Twitter gua www.twitter.com/espermenkaret silahkan report as spam, block dan mute aja.

See you in another Text!

--

--

es permen karet
es permen karet

Responses (1)